sistim peminjaman detroit

Sistem Peminjaman Sendiri Detroit(Detroit Self-Charging System) Sistem Peminjaman Sendiri Detroit ditemukan tahun 1929 oleh Ralph A. Ulveling, Pustakawan Perpustakaan Umum Detroit, Amerika Serikat. Sistem peminjaman ini menjadi sangat terkenal pada zamannya, sebagai sebuah sistem peminjaman yang bagus, efektif, dan disukai oleh peminjam perpustakaan sendiri.

Cara peminjaman ini berdasarkan kepada kerja sama yang baik antara pembaca dan petugas perpustakaan. Sistem ini hampir sama dengan sistem Peminjaman Browne.

Berbagai jenis alat diperlukan untuk penyelenggaraan Sistem Peminjaman Sendiri Detroit. Alat-alat itu adalah jajaran pendaftaran anggota, kartu jati diri peminjam, kartu buku, kartu tanggal kembali, kantong kartu buku, stempel dan bantalannya, kotak tempat menjajarkan kartu buku, slip denda, kertas statistik sirkulasi, kartu pos pemberitahuan, dan pensil.

Sistem Peminjaman Sendiri Detroit mengenal beberapa proses, yaitu peminjaman, pengembalian buku, perpanjangan waktu peminjaman, lewat waktu peminjaman, pemesan peminjaman buku, dan statistik sirkulasi. Sistem inipun mempunyai keuntungan dan kekurangannya.

Melalui berbagai kemajuan teknologi diperoleh berbagai sistem peminjaman yang bisa disebut sebagai sistem yang modern. Misalnya sistem peminjaman dengan kartu berlubang, sistem peminjaman dengan fotografi, sistem peminjaman dengan alat elektronik, dan sistem peminjaman dengan komputer.

Sistem Peminjaman Islington merupakan variasi dan penyempurnaan Sistem Peminjaman Browne. Sistem Browne hanya terbatas pada tiket yang diberikan, sementara pada sistem Islington dapat dibuatkan duplikasi tiket, sehingga bisa meminjam buku sebanyak-banyaknya.

Sistem peminjaman dengan komputer sebenarnya sudah agak lama dipergunakan di perpustakaan. Makin hari sistem peminjaman jenis ini semakin bertambah bagus dan hebat.

Sistem peminjaman modern yang cukup dikenal adalah Sistem Peminjaman Plessey Pen. Sistem ini mengenal sejumlah proses, seperti mendaftar peminjaman, cara pengembalian, perpanjangan peminjaman, lewat batas waktu pinjam, dan pesan peminjaman.

Konservasi dan Preservasi Koleksi Perpustakaan

Abstrak
Dalam ruang lingkup perpustakaan Konservasi dan Preservasi adalah suatu pekerjaan yang harus pustakawan kerjakan, karena dengan dilakukan itu semua maka suatu koleksi yang terdapat pada perpustakaan akan dapat terpelihara dengan baik. Setiap koleksi yang terdapat dalam perpustakaan harus di pelihara secara baik agar bisa tetap dimanfaatkan oleh para pemakai. Dan kita ketahui dalam memelihara koleksi-koleksi tersebut pustakawan memerlukan pengetahuan yang luas agar semua koleksi itu bisa bertahan lama dalam keadaan baik walaupun telah lama usia koleksi tersebut. Hal ini disebabkan oleh kebijakan di perpustakaan yang bertujuan menunjukkan dan mewujudkan eksitensi kegiatan Preservasi dan Konservasi yang dilakukan guna menyelamatkan koleksi yang ada.
Kata kunci : Konservasi, Preservasi, Koleksi, Pustakawan, Perpustakaan

PENDAHULUAN

Sepanjang sejarah manusia, perpustakan bertindak selaku penyimpanan khasanah hasil pikiran manusia. Hasil pikiran manusia ini dapat dituangkan dalam bentuk cetak maupun non cetak maupun dalam bentuk elekrtonik seperti disket. Hasil pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk buku dalam arti yang luas, inisering diasosiakan dengan kegiatan belajar. Buku merupakan alat bantu manusia untuk belajar, sejak saat mulai dapat membaca, memasuki bangku sekolah hingga bekerja.1
Selain itu juga dalam buku yang lain menurut Mardyantini (2007 : 54), dikatakaan bahwa perpustakaan sebagai pusat informasi dan penyebar informasi, mempunyai tugas dan kewajiban untuk menjaga keutuhan dan kelestarian bahan-bahan perpustakaan yang dimiliki. Terkait dengan tugas dan kewajibannya, perpustakaan harus berusaha bagaimana agar tindakan pengerusakan maupun hal yang tidak diinginkan pada koleksi suatu perpustakaan tidak terjadi.
Dalam berbagai literature, kita akan menemukan istilah Conservation dan Preservation. Conservation atau pengawetan terbatas pada kebijakan serta cara khusus dalam melindungi atau menyimpan bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian semuanya. Preservation atau pelestarian mencakup pada semua aspek usaha melestarikan semua bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya kebijakan pengolahan, sumber daya manusia, metode dan tehnik penyimpanannya agar semua koleksi yang terdapat pada perpustakaan tersebut bisa dilestarikan dengan baik.
Maka karena itulah aktivitas Konservasi dan Preservasi haruslah bisa berjalan dengan baik, karena semua itu dilakukan semata-mata untuk menjaga dam menyimpan semua jenis koleksi yang terdapat pada suatu perpustakaan. Dengan berjalannya semua itu, maka sangat mungkin suatu perpustakaan akan dikunjungi oleh banyak pengguna untuk mencari koleksi yang telah disediakan.

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KONSERVASI DAN PRESERVASI
Konservasi secara umum diartikan dengan pelestarian, namun dalam khasanahnya sangat banyak pengertian yang ada dan berbeda pula implikasinya. Menurut Adishakti (2007) istilah ini biasanya digunakan para arsitekmengacu pada piagam dari International Council of Monuments and Site (ICOMOS) tahun 1981, Piagam ini lebih dikenal dengan Burra Charter.
Dalam Burra Charter konsep Konservasi adalah semua kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan yang dirumuskan pada Piagam tersebut. Konservasi adalah konsep proses pengolahan suatu tempat atau ruang ataupun obyek agar makna kultural yang terkandung didalamnya terpelihara dengan baik.
Maka dalam lingkup perpustakaan dapat dikatakan bahwa Konservasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu perpustakaan untuk melestarikan semua bahan koleksi yang ada agar tetap dalam keadaan yang baik, bisa digunakan serta dalam pelestariannya mengacu pada kebijakan perpustakaan tersebut.
Preservasi adalah kegiatan yang terencana dan terkelola untuk memastikan agar koleksi perpustakaan dapat terus dipakai selama mungkin. Pada dasarnya Preservasi itu upaya untuk mematikan agar semuabahan koleksi cetak maupun non cetak pada suatu perpustakaan bisa tahan lama dan tidak cepat rusak.
Dalam sepuluh tahun terakhir pada abad ke-20, Preservasi telah berkembang menjadi salah satu macam pekerjaan yang menarik perhatian dalam dunia perpustakaan.2 Oleh karena itu, akhir-akhir ini setiap perpustakaan seklalu menerapkan kegiatan Preservasi ini. Dan kita mengaharapkan dengan semakin berlanjutnuya kegiatan seperti ini, maka akan terjaga pula semua koleksi perpustakaan agar tidak cepat rusak maupun hilang.
Menurut Internatoinal Federation of Library Assosiation (IFLA) member batasan sdalam mendefinisikan tentang pelestarian (Sudarsono, 2006: 314).

Pelestarian (Preservation). Mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya kebijakan pengolahan, metode dan tehnik, sumber daya manusia, dan penyimpanannya.
Pengawetan (Conservation). Membatasi kebijakan dan cara khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian koleksi tersebut.
Perbaikan (Restoration). Menunjuk pada pertimbangan dan cara yang digunakan untuk memperbaiki bahan pustaka dan arsip yang rusak.
Dari beberapa definisi istilah diatas dapat kita simpulkan bahwa, kegiatan Conservation dan Restoration adalah bagian dari kegiatan Konservasi. Sedangkan Preservation adalah kegiatan yang tidak bisa dimasukkan kedalam Konservasi karena itu telah masuk pada Preservasi. Hal ini dipisahkan karena ada batasan-batasan dari masing-masing istilah tersebut.

2. CAKUPAN BENTUK KEGIATAN KONSERVASI DAN PRESERVASI

Perpustakaan merupakan sistem informasi yang didalamnya terdapat aktifitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran informasi.3 Suatu kemungkinan yang sangat besar jika kegiatan Konservasi dan Preservasi itu menjadi bagian dalam manajemen perpustakaan dan terorganisir dengan baik. Sehingga semua langkah-langkah yang telah diambil dan diputuskan bisa dilakukan dan dikembangkan sesuai dengan apa yang telah diinginkan bersama.
Setiap kegiatan yang terjadi pada suatu perpustakaan dalam menjaga agar semua koleksi cetak maupun pasti mencakup semua kegiatan dalam Konservasi dan Preservasi, hal ini bisa kita sebut seperti itu karena ketika kita melakukan Konservasi maka kita juga telah melakukan kegiatan Preservasi. Semua ini terjadi karena antara Konservasi dan Preservasi adalah kegiatan yang saling berkaitan.
Kegiatan Konservasi dan Preservasi saat ini telah berkembang dengan pesat, kita bisa lihat dengan berkembangnya segala teknologi maka kegiatan tersebut tidak hanya dapat dilakukan pada koleksi yang yang cetak saja. Karena saat ini juga telah berkembang kegiatan Konservasi dan Preservasi digital yang semaikn memudahkan perpustakaan dalam merawat suatu koleksi dengan baik.

2.1 Kegiatan Dalam Konservasi

Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan Konservasi, antara lain adalah :
Preservasi
Restorasi
Replikasi
Rekonstruksi
Revitalisasi, dan
Rehabilitasi.
Dari definisi diatas mengenai Konservasi maka seharusnya memungkinkan fungsi dari itu semua bisa dimanfaatan menjadi kegiatan yang relevan. Karena hanya dengan kegiatan itu semua maka setiap koleksi manupun yang lainnya yangt terdapat pada suatu perpustakaan bisa terawat dengan baik.
Biasanya kegiatan pelestarian koleksi dilakukan secara bertahap terdiri dari Inventarisas dan klasifikasi koleksi, koleksi yang terhitung sudah sangat tua, dan dana yang tersedia. Selain itu semua kita harus bisa melihat faktor-faktor yang membuat koleksi ini rusak antara lain:

Koleksi perpustakaan yangs sudah sangat tua,
Terkena cahaya yang berlebihan,
Terkena air,
Tekanan fisik yang berlebihan, dan
Vandalisme.4

Selain faktor-faktor diatas, masih banyak lagi yang lainnya. Melihat adanya faktor-faktor diatas, maka kegiatan pelestarian dapat dilakukan pula dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan pada bagian atas. Sehingga kerusakan yang akan terjadi pada suatu koleksi di perpustakaan akan dapat diminimalisir dengan baik.
Dalam perpustakaan, idealnya haruslah ada seorang yang ahli dalam kegiatan Konservasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan konservator. Konservaror ini harusnya sudah terlatih dengan baik dan berpengalaman untuk melakukan semua prosedur pemeliharaan dan perbaikan, dan semua prosedur lainnya. Tugas utama seorang Konservator antara lain adalah:

Mengawasi kegiatan Konservasi,
Membuat prioritas utama terhadap usaha perbaikan bahan pustaka,
Mengembangkan dan mengenalkan prosedur dan tehnikbaru dalam perbaikan bahan pustaka,
Memperbaharui informasi mengenai Konservasi bahan pustaka dengan mengikuti perkembangan literature Konservasi.

Semua aktifitas yang dilakukan pada Konservasi diatas tergantung pada kondisi, persoalan, dan kemungkinan yang dapat yang dapat dikembangkan dalam upaya pemeliharaan lebih lanjut. Suatu program Konservasi sedapat mungkin tidak hanya dipertahankan keasliannya dan perawatannya saja, melainkan juga haruslah mendatangkan nilai dan manfaat yang lainnya kepada masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan tersebut dengan mengikuti kebijakan yang teklah dilakukan oleh lembaga perpustakaan tersebut.

2.2 Kegiatan Dalam Preservasi

Preservasi (Preservation) merupakan semua unsur pengolahan, keuangan, cara penyimpanan, alat bantu, ketenaga kerjaan, maupun metode yang digunakan untuk melestarikan bahan pustaka, dokumentasi, arsip maupun informasi yang dikandungnya.5 Preservasi itu pada dasarnya adalah upaya mempertahankan sumber daya kultural dan intelektual agar dapat digunakan sampai batas waktu yang selam mungkin. Khususnya lagi pada bahan koleksi buku yang terdapat pada perpustakaan, preservasi memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan kekayaan intelektual dan pengembangan profesionalisme pada seseorang.
Dalam dunia kertas, konsep ini berkaitan langsung dengan perawatan dan pelestarian fisik kertas, perlindungan dari kerusakan pemakai, bencana alam, maupun pencurian. Kandungan isi buku dapat dilestarikan dengan merawat fisik kertasnya dan melakukan perawatan yang lainnya. Sehingga sebuah koleksi buku itu dapat tetap awet walau sudah sangat berumur tua.
Dalam kegiatan Preservasi sebenarnya tidak hanya dalam betuk buku saja, hal ini disebabkan majunya teknologi yang ada. Bahkan ada yang melakukan Preservasi digital untuk koleksi perpustakaan yang bentuknya non cetak. Menurut Barclay Odgen (3), aplikasi praktis dalam kegiatan Preservasi koleksi perpustakaan dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa faktor, diantaranya:
Biaya dan keuntungan dari melakukan kegiatan Preservasi.
Perlindungan koleksi yang mencakup perlindungan dari kebakaran, sistem pendeteksi dini kebakaran, bahan kimia, perlindungan dari air, pencurian, vandalism, dan kesiagaan dari bencana alam yang akan datang.
Lingkungan yang mencakup kelembaban, temperatur, kestabilan kelembaban, sirkulasi udara, tata pencahayaan, dan sarana penyimpanan.
Pengerakan koleksi yang mencakup desain pengerakan, penempatan pengerakan, eksterior dinding, dan alas untuk pengerakan.
Beberapa upaya kegiatan Preservasi koleksi perpustakaan diatas mempunyai tujuan yang sangat mendasar. Menurut saya karena perpijak pada sebuah harapan yang besar akan perkembangan peradaban lebih maju. Apapun kegiatan yang dilakukan , semuanya pada akhirnya adalah suatu cara agar semua koleksi yang di perpustakaan itu mendapatkan perlindungan dan pemeliharaan koleksi dengan baik dan benar.
Dalam suatu perpustakaan memang dibutuhak seorang Konservator dalam melestarikan koleksi yang ada. Selain seorang Konservator, peran pustakawan juga sangat penting dalam pemeliharaan koleksi. Pendidikan pemeliharaan bahan pustaka perlu diberikan kepada pustakawan, karena pustakawan terlibat langsung dalam kegiatan pemeliharaan tersebut. Pendidikan dalam pemeliharaan koleksi dibagi menjadi dua:

In house training, yang dipelajari antara lain:
Pengetahuan umum mengenai pemeliharaan bahan pustaka,
Memberikan tehnik-tehnik keahlian pemeliharaan yang baru,
Mencegah pengguna untuk merusak bahan pustaka.

Pendidikan pustakawan, pendidikanya dibagi menjadi tiga tahap :
Pelatihan wajib,
Pelatihan pilihan jangka pendek,
Pelatihan secara terpisah, bisa selama dua atau tiga tahun.
Semua kegiatan yang dilakukan pada bagian diatas adalah untuk Preservasi dalam bentuk koleksi cetak, ada jenis-jenis kegiatan Preservasi pada koleksi non cetak atau dalam bentuk digital antara lain:

Preservasi teknologi dalam bentuk perawatan secara seksama semua perangkat keras dan lunak yang dipakai dalam membaca atau menjalankan suatu materi digital tertentu.
Penyegaran atau pembaharuan dengan memperhatikan usia media, misalnya dialih mediakan.
Migrasi dan format ulang, berupa kegiatan mengubah konfigurasi data digital tanpa mengubah kandungan isi intelektualnya.
Emolusi (emolusion) yaitu proses dilingkungan sistem. Artinya, secara teoritis dapat dilakukan pembuatan ulang secara berkala terhadap program komputer tertentu agar dapat terus membaca data digital yang direkam dalam berbagai format dari berbagai versi.
Arkeologi digital (digital archeology) dengan asumsi bahwa suatu saat nanti aka nada sebuah cabang ilmu khusus yang berkonsentrasi pada “penggalian” media untuk mencari tahu apa isinya.
Mengubah data digital menjadi analog, terutama untuk materi digital yang sulit diselamatkan dengan semua cara diatas.

PENUTUP

Dari penjabaran diatas, penyuisun dapat menyimpulkan menjadi beberapa hal, yaitu : pertama, bahwa kegiatan akobnservasi dan preservasi bukanlah kegiatan yang sederhana. Kita harus berkonsentrasi pada pencegahan kerusakan terhadap semua koleksi yang terdapat pada sebuah perpustakaan. Kedua, kegiatan yang dilakukan untuk melestarikan atau memelihara suatu jenis koleksi termasuk didalamnya Konservasi dan Restorasi dapat dikatakan sebagai bagian dari kegiatan Preservasi, karena ketika kita melakukan Preservasi maka kita juga telah mengerjakan Konservasi.
Kegiatan Konservasi dan Preservasi itu tidak hanya mencakup pada koleksi cetak saja, melainkan sudah mencakup semua koleksi yang non cetak atau digital. Karena itulah saat ini juga sudah ada kegiatan Konservasi dan Preservasi digital yang dikakukan oleh perpustakaan- perpustakaan yang sudah mempunyai fasilitas teknologi yang lengkap.

DAFTAR PUSTAKA
http://cahkarimunjawa.blogspot.com/2009/05/konservasi-dan-preservasi-koleksi.html

MTB

Pelayanan terbitan berseri (ada yang menyebut terbitan berkala) merupakan salah layanan yang “biasa” ada di dalam kesatuan Pelayanan Perpustakaan. Pelayanan ini merupakan bagian terintegrasi dalam sebuah sisten pelayanan perpustakaan. Sebelum membahas lebih jauh mengenai pelayanan terbitan berseri berikut beberapa pengertian dari terbitan berseri dan atau terbitan berkala:
• Terbitan yang keluar dalam bagian secara berturut-turut dengan menggunakan nomor urut dan/atau secara kronologi, serta untuk terbitan dalam waktu yang ditentukan. (Sulistyo-Basuki, 1991.)
• A Publication issued in successive parts, usually at regular intervals, and, as a rule, intended to be continued indefinitely. (ALA Glossary of Library and Information Science).
• A Publication (as newspaper, journal, yearbook, or bulletin) issued as one of a consecutively numbered and indefinitely continued series. (Evans, G. Edward, 2000.)
• Berdasarkan kata “periodicals” yang diartikan sebagai majalah, terbitan berkala, berisi banyak artikel yang ditulis beberapa orang, diterbitkan oleh lembaga,instansi, yayasan maupun perkumpulan yang membentuk susunan redaksi sebagai penanggungjawab penerbitan ini dan terbit dalam frekuensi tertentu seperti mingguan, bulanan, dwibulanan, triwulan maupun semesteran. (Lasa HS, 1990.)
Dari berbagai pengertian terbitan berkala dan atau berseri tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa layanan terbitan berseri/berkala merupakan layanan perpustakaan yang memberikan akses kepada terbitan yang diterbitkan secara kontinyu dan berkesinambungan dalam suatu masa tertertu dan dikelola oleh sebuah institusi, organisasi, atau kelompok tertentu. Terbitan/berkala yang dimaksudkan di dalam pengertian diatas termasuk di dalamnya terbitan non cetak yang berupa elektronik maupuan online digital. Terbitan berkala/berseri mempunyai ciri/karakteristik yang membedakan dengan publikasi atau koleksi lain yakni (Lasa HS, 1994):
1. Dalam satu kali terbit memuat beberapa tulisan yang ditulis oleh beberapa orang dengan topik dan gaya bahasa yang berbeda
2. Artikel atau tulisan pada umumnya tidak terlalu panjang sebagaimana pada buku teks.
3. Menyampaikan berita, peristiwa, penemuan dan ide baru atau sesuatu yang dianggap menarik perhatian masyarakat pada umumnya.
4. Dikelola oleh sekelompok orang, yang kemudian membentuk perkumpulan, organisasi maupun susunan redaksi.
5. Merupakan bentuk arsip ilmiah yang telah diketahui oleh masyarakat umum
6. Terbit terus menerus dengan memiliki kala, waktu, frekuensi terbit tertentu.
Jenis Koleksi
Dilihat dari bentuk fisik, lembaga yang mengelola dan juga model isi dari terbitan, maka terbitan berseri/berkala ini dapat dibagi ke dalam beberapa jenis:
1. Majalah.Dapat dibedakan menjadi berbagai macam jenis seperti ilmiah, popular, ilmiah popular, teknis, dan sekunder.
2. Jurnal. Merupakan terbitan dalam bidang tertentu khususnya ilmiah yang diterbitkan oleh badan/lembaga/instansi/organisasi yang ingin mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya.
3. Terbitan Berseri. Merupakan suatu terbitan yang diterbitan secara berseri yang dinyatakan dengan angka atau huruf. Bentuk terbitan ini dapat berupa buku, majalah atau prosiding.
4. Buletin. Biasanya diterbitkan lembaga / badan tertentu untuk memberikan informasi kepada khalayak mengenai kegiatan/program atau pemikiran dari lembaga tersebut.
5. Pamflet. Biasanya diterbitkan secara isidentil dalam satu lembaran informasi yang berisi pemberitahuan, pengumuman, maupun berita.
6. Ringkasan, Sari Karangan, Abstrak. Merupakan inti dari sebuah artikel atau tulisan atau hasil penelitian yang biasanya dikumpulkan dan disusun secara sistematis berdasarkan bidang tertentu.
7. Laporan Tahunan & Laporan Bersejarah. Diterbitkan tahunan yang biasanya berisi tentang perjalanan sebuah institusi/badan atau catatan peristiwa yang terjadi dalam satu tahun, dan biasanya terbatas dalam bidang tertentu.
8. Surat Kabar, harian, Koran. Merupakan terbitan yang berupa lembaran-lembaran yang diterbitkan setiap hari, berisi berita, pengumuman, laporan, pemikiran yang actual, atau hal-hal yang perlu diketahui masyarakat secara cepat.
9. Leaflet. Merupakan terbitan yang berisi informasi tertentu dan biasanya berupa lembaran yang dilipat menjadi dua atau tiga lipatan.
10. Brosur. Merupakan terbitan atau karya cetak pendek yang diterbitkan dalam beberapa halaman saja sesuai dengan kebutuhan.
11. Warta Singkat. Terbitan suatu instansi, lembaga pada waktu tertentu berisi berita maupun laporan kegiatan secara ringkas. Biasanya diterbitkan hanya dalam beberapa halaman saja.
Berbagai jenis terbitan tersebut kadangkala hanya beberapa saja yang “masuk” ke dalam layanan terbitan berseri/berkala di perpustakaan. Hal ini biasanya dikarenakan keterbatasan dari sumber daya yang ada di perpustakaan. Selain terbitan tercetak dari berbagai jenis yang telah disebutkan di atas, saat ini terbitan berseri/berkala juga telah banyak hadir dalam bentuk elektronik atau online digital. Perkembangan inilah yang semakin menyuburkan dan memperluas jangkauan layanan terbitan berkala/berseri. Hal ini karena dengan teknologi komputer dan internet, pengguna saat ini sudah cukup familiar dengan apa yang disebut dengan e-journal, e-database, portal, online newspaper, kliping elektronik, dan lain sebagainya yang dapat diakses dari manapun.
Bentuk Layanan
Pada kebanyakan layanan yang ada di perpustakaan saat ini, layanan terbitan berkala biasanya merupakan layanan yang cukup “terbatas” khususnya bagi koleksi cetak terutama dari segi aksesnya. Pengguna hanya dapat menggunakan koleksi yang ada untuk kemudian di baca di tempat. Akan tetapi, dengan teknogi informasi saat ini, koleksi dalam bentuk elektronik atau online digital sudah dapat diakses “tanpa batas” oleh pengguna tanpa harus dating ke perpustakaan. Beberapa bentuk layanan yang ada dalam sebuah layanan terbitan berkala adalah:
1. Layanan Baca. Layanan ini “hanya” memberikan kesempatan kepada pengguna untuk menggunakan koleksi yang ada di tempat saja. Ini yang banyak dilakukan oleh berbagai perpustakaan yang ada saat ini.
2. Layanan Penelusuran / Temu kembali informasi. Layanan ini berupa penyediaan alat-alat temu kembali / penelusuran bagi koleksi yang ada di suatu layanan terbitan berkala/berseri, biasanya berupa katalog cetak maupun online.
3. Layanan Informasi Terpilih. Layanan ini biasanya disediakan dengan menyajikan informasi-informasi terpilih yang dapat diakses oleh pengguna untuk menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Perpustakaan dalam hal ini menyajikan koleksi ataupun informasi sekunder yang akan membawa pengguna kepada informasi utama, contohnya adalah indeks majalah, indeks artikel terpilih, indeks surat kabar bidang tertentu, dan artikel-artikel yang terpilih dan diperbarui setiap saat.
4. Layanan Informasi Cepat. Layanan ini dikhususkan untuk menyajikan informasi koleksi / artikel terbaru dari sebuah koleksi secara cepat. Tujuan layanan ini adalah memberikan informasi cepat atau segera kepada pengguna mengenai isi sebuah koleksi yang baru saja diterima.
5. Layanan koleksi elektronik dan online digital. Tidak semua perpustakaan memberikan layanan ini. Namun perkembangan saat ini sudah semakin baik dengan terlihat semakin banyaknya perpustakaan yang memanfaatkan koleksi terbitan berkala dalam bentuk elektronik dan juga online digital. Layanan ini disajikan dengan memberikan fasilitas akses ke dalam sumber elektronik baik yang disediakan melalui media Floppy Disk, Compact-Disk, Digital Video Disc maupun online. Pengelola dapat menyediakan fasilitas komputer yang terhubung ke dalam server sumber-sumber elektronik. Selain itu pengelola dapat menyediakan sebuah website atau alamat URL yang dapat diakses oleh pengguna dimanapun dan kapanpun. Layanan ini salah satu layanan yang “tidak berbatas”.
6. Layanan bimbingan / bantuan. Layanan ini merupakan layanan tambahan yang tidak semua perpustakaan memperlakukannya. Layanan ini memberikan kesempatan kepada pengguna untuk mendapatkan bimbingan dari “pustakawan khusus” yang dapat membantu pengguna dalam menemukan sumber-sumber informasi yang relevan baginya terutama hubungannya dengan sebuah penelitian, studi kasus, dan kegiatan ilmiah lainnya. Layanan ini banyak diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi.
Kendala & Permasalahan
Layanan terbitan berseri/berkala memerlukan penanganan yang serius mengingat koleksi ini sering dimanfaatkan oleh pengguna dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Hal lain adalah karena informasi yang terkandung di dalamnya berkembang secara cepat sesuai dengan perkembangan waktu. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah koleksi-koleksi terbitan berseri/berkala adalah koleksi yang lebih muktahir dari koleksi lain berbentuk buku. Namun pada kenyataannya ternyata layanan terbitan berkala sering “kalah” ramai dan berkembang dibandingkan dengan layanan lainnya di perpustakaan, seperti layanan sirkulasi buku misalnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apa sebenarnya kendala dan permasalahan dalam layanan terbitan berseri/berkala ini? Berikut adalah beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai kendala dan permasalahan bagi pengguna dan juga perpustakaan dalam rangka pemanfaatkan sumber yang ada di layanan terbitan berseri/berkala:
1. Dari sisi perpustakaan
• Perpustakaan sering menghadapi kendala dalam kontinyuitas berlangganan terbitan berseri/berkala yang ada karena permasalahan biaya berlangganan yang tinggi, jarak yang jauh dari penerbit, cara pembayaran yang tidak diketahui, kurangnya informasi, tidak teraturnya masa terbit dan masalah-masalah teknis lainnya.
• Kurangnya tenaga ahli dalam bidang-bidang tertentu pada layanan ini sehingga kurang efektifnya pemanfaatan koleksi yang ada. Misalnya masih terlihat banyaknya artikel atau isi dari koleksi berseri/terbitan berkala yang mudah ditemukan oleh pengguna. Sehingga banyak pengguna perpustakaan merasa kesulitan dalam menemukan informasi yang relevan.
2. Dari sisi pengguna
• Kurangnya pengetahuan pengguna dalam mendapatkan informasi yang sesuai dan relevan
• Kurangnya informasi yang tepat bagi pengguna menyangkut koleksi yang ada dan cara mendapatkannya
• Keterpaksaan penggunaan koleksi ini karena tuntutan penyelesaian tugas akhir saja menyebabkan minat terhadap koleksi ini hanya pada waktu tertentu.
• Kurangnya alat telusur yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna seperti katalog cetak, indeks artikel, katalog online, komputer sumber elektronik, dan lain-lain.
Penutup
Koleksi terbitan berseri/berkala merupakan koleksi yang mempunyai kedudukan penting dalam perpustakaan. Koleksi ini membantu di dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat berfungsi sebagai sumber informasi.
Hal penting lainnya adalah terbitan berseri/berkala ini merupakan sarana komunikasi muktahir bagi pengguna perpustakaan. Untuk itu maka perlu penanganan serius dan inovasi-inovasi yang dilakukan secara terus menerus sehingga kandungan informasi yang terdapat dalam terbitan berseri/berkala ini dapat dimanfaatkan secara baik dan tidak terbuang percuma. Hal ini juga mengingat “cost” yang tinggi yang harus dikeluarkan oleh perpustakaan atau lembaga yang menaunginya dalam mengadakan dan menyediakan koleksi terbitan berseri/berkala ini.Adalah merupakan “pekerjaan rumah” bagi pengelola perpustakaan untuk terus memberikan yang terbaik bagi pemanfaatan koleksi terbitan berseri/berkala melalui layanan terbitan berseri/berkala yang inovatif dan berkelanjutan.
http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news&nid=36&option=detail


MODUL IV
1. Proses Seleksi
Pengertian seleksi adalah Proses mengidentifikasi bahan pustaka yang akan ditambah pada koleksi yang telah ada di perpustakaan.
Dalam proses seleksi ada beberapa hal yang akan dibahas seperti berikut ini :
A. Orang Yang Melakukan Seleksi
Pada prinsipnya personalia yang dapat melakukan seleksi bahan pustaka mencakup :
1. Pustakawan
2. Spesialis subyek termasuk guru / dosen
3. Pimpinan di organisasi induk
4. Komisi perpustakaan, apabial ada
5. Anggota lain
Pada intinya pustakawan dalam melakukan seleksi atau pemilihan hendaknya melihat tiga hal berikut ini :
1. Fungsi perpustakaan
2. Ruang lingkup bidang yang dicakup
3. Masyarakat pengguna yang dilayani.
B. Prinsip Seleksi
Seleksi atau pemilihan menurut ALA Glossary of Library Terms adalah suatu proses pengambilan keputusan dalam mengidentifikasi sumber informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakai perpustakaan.
Ada beberapa pandangan dalam membangun suatu koleksi perpustakaan, seperti berikut ini :
a. Pandangan Tradisional
b. Pandangan Liberal
c. Pandangan Pluralistik
Kriteria evaluasi yang dijadikan dasar dalam memilih buku, seperti berikut ini :
1. Tujuan, cakupan, dan Kelompok Pembaca
2. Tingkat Kesulitan
3. Otoritas, Kejujuran, Kredibilitas Pengarang, dan Penerbit
4. Bidang Subyek
5. Perbandingan
6. Faktor Waktu (Kedaluwarsaan)
7. Format Fisik
8. Harga
9. Menunjang Kurikulum
10. Permintaan
C. Variasi Dalam Seleksi
Variasi seleksi berdasarkan jenis-jenis perpustakaan :
1. Perpustakaan Perguruan Tinggi
2. Perpustakaan Umum
3. Perpustakaan Sekolah
2. Alat Bantu Seleksi

Alat bantu seleksi adalah Berbagai dokumen yang memuat informasi mengenai buku-buku lama dan baru. Ada beberapa jenis alat bantu seleksi yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu serta kelebihan dan kelemahannya. Secara garis besar alat bantu seleksi dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Alat bantu seleksi yang dapat membantu pustakawan untuk memutuskan apakah sebuah atau sekelompok buku akan dimasukkan ke koleksi perpustakaan karena informasi yang diberikan dalam alat tersebut tidak terbatas pada data bibliografi, tetapi juga mencakup keterangan bahan pustaka tersebut dan keterangan lain yang diperlukan untuk mengambil keputusan. Informasi ini bisa diberikan dalam bentuk anotasi singkat saja, bisa berupa tinjauan (review) dengan panjang yang bervariasi.
2. Alat identifikasi dan verifikasi, yaitu alat bantu koleksi yang hanya mencantumkan data bibliografi bahan pustaka. Alat seperti ini dipakai untuk mengetahui judul yang telah terbit atau yang akan diterbitkan dalam bidang tertentu, dari pengarang atau penerbit tertentu, di negara tertentu atau dalam kurun waktu tertentu. Alat bantu ini dipakai untuk melakukan verifikasi, apakah judul atau nama pengarang tepat, berapa harganya, terbitan berseri atau bahan pandang dengar, masih ada di pasaran atau tidak, dan sebagainya.

Secara terperinci ada 8 kategori alat bantu seleksi, sebagai berikut :
1. Sumber informasi buku-buku yang baru diterbitkan ( in-print books )
2. Katalog, brosur, dan lembar promosi.
3. Tinjauan buku-buku masa kini.
4. Bibliografi Nasional.
5. Pangkalan data terpasang (online databases)
6. Buku-buku terbaik, daftar yang direkomendasikan, dan koleksi inti.
7. Bibliografi subjek.
8. Daftar tambahan koleksi (accession list).

kasih yang merindu

masih adakah cinta itu
masih adakah rindu itu
masih adakah ruang kosong untukku

ruang untuk berbagi kasih sayang
aku ingin seperti dulu
berbagi kasih sayang
kepadamu wahai Hawa

kau yang selalu ada dihatiku
walaupun kau sudah tak menjadi milikku lagi
tapi wajahmu kan slalu tebayang di benakku
apakah ada orang yang sanggup menggantikan bayangmu di benakku
aq kan selalu dan selalu mengenang memori tentang kau

KAJIAN OPERATION RESEARCH DALAM BIDANG PERPUSTAKAAN

KAJIAN OPERATION RESEARCH
DALAM BIDANG PERPUSTAKAAN
Makalah ini disusun guna memenuhi mata kuliah Operation Research
Dosen pengampu: Tri Septiyantono, Drs., SIP









Disusun oleh:
Sigit Roosdy(08140038)



JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010

Pendahuluan
Perkembangan teknologi dalam era globalisasi yang begitu cepat dan kompleks, salah satunya Operations Research sebagai salah satu ilmu terapan praktis yang diperlukan dalam penyelesaian suatu permasalahan yang semakin kompleks melalui pendekatan kuantitatif
Sebetulnya persoalan-persoalan optimasi sudah lama timbul semenjak adanya usaha-usaha untuk menggunakanpendekatan ilmiah (scientific approach) didalam memecahkan persoalan manajemen suatu organisasi. Namun kegiatan ang disebut Riset Operasi dimulai dikalangan militer dalam permulaan perand dunia kedua. Dirasakan adanya kebutuhan yang mendesak, karena perang, untuk mengalokasikan sumber-sumber atau input yang terbatas guna melayani berbagai operasi militer dan kegiatan-kegiatan didalam setiap operasi secara efisien dan efektif. Oleh karena itu manajemen militer diinggris dan kemuduan diAmerica memanggil sejumlah ilmuan dari berbagai bidang keahlian(ahli ekonomi dan ilmu social lainnya, ahli manajemen , ahli matematika, ahli statistika, ahli strategi militer) untuk bekerja melalui suatu tim dengan tujuan untuk menerapkan pendekatan ilmiah guna memecahkan permasalahan-permasalahan strategi dan taktis militer. Dengan perkataan lan, mereka 9dalam tim) harus melakukan riset didala operasi militer. Itulah sebabnya teknik yang dipergunakan oleh suatu tim untuk memecahkan suatu persoalan operasi milter guna mengalokasikan sumber-sumber yang serba terbatas untuk melayani berbagai aktivitas secara efisien dan efektif agar diperoleh hasil operasi yang optimum disebut riset operasi atau disingkat RO(operation research dengan singkatan OR). Sumber atau input yang dimaksudkan disini antara lain jumlah anggota militer, jumlah senjata, peluru, jumlah alat transport, dan tidak kalahnya masalah biaya.
Dalam kehidupan sehari-hari kata antrian yang dalam bahasa inggris disebut queuing atau waiting line sangat sering kita jumpai, sebab memang kita lakukan bilamana kita menunggu giliran untuk menerima pelayanan(services).
Pengertian
Morse dan Kimball “ Operations research merupakan metode ilmiah yang memungkinkan para manajer mengambil keputusan mengenai kegiatan yang mereka tangani dengan dasar kuantitatif ”.
Churchman, Arkoff dan Arnoff “ Operations research merupakan aplikasi metode-metode, tehnik-tehnik dan peralatan-peralatan ilmiah dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul didalam operasi perusahaan dengan tujuan ditemukannya pemecahan yang optimum masalah-masalah tersebut ”.
Miller dan MK Starr “ Operations research merupakan peralatan managemen yang menyatukan ilmu pengetahuan, matematika, dan logika dalam kerangka pemecahan masalah yang dihadapi sehari-hari, sehingga permasalahan tersebut bisa diselesaikan secara optimal ”.
OR Society Of Great Britany “ Operations research adalah penerapan-penerapan metode ilmiah terhadap masalah-masalah rumit yang muncul dalam pengarahan dan pengelolaan dari suatu sistem besar manusia, mesin, bahan dan uang dalam industri, bisnis, pemerintah, dan pertahanan ”.
Permasalahan
Pelayanan didalam perpustakaan merupakan suatu hal yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dari peran dan fungsi perpustakaan sebagai lembaga penyedia informasi yang tepat, cepat, dan akurat terhadap para pengguna jasa perpustakaan. Akan tetapi kadang-kadang masalah pelayanan merupakan hal yang sangat sulit untuk diuoptimalkan diperpustakaan. Seiring dengan perkembangan ilmu Operation research, disini penulis akan menciba membaha tentang kualitas pelayanan yang baik menurut metode pembelajaran operation research atau reset operation.
C. Pemanfaatan Riset Operasi pada Dunia Perpustakaan
1. Persoalan Antrian (Queueing or waiting line problem)
Kegiatan antri timbul karena jumlah fasilitas pelayanan jasa lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah orang yang memerlukan pelayanan bersangkutan. Masalah yang berkaitan dengan antre adalah waktu menunggu dan paanjang antrean. Khususnya masalah waktu menunggu tentunya harus jangan sampai terlalu lama, agar tidak boros waktu dan melelahkan. Sedangkan masalah panjang antrean berkaitan dengan tempat (space) untuk menunggu.
Disadari atau tidak tampaknya masalah antri merupakan bagian yang tidak dapat dihindarkan dari kehidupan manusia masa kini. Antri adalah berdiri berderet dalam suatu barisan memanjang dari depan ke belakang. Disiplin yang harus ditaati oleh para peserta antri tersebut adalah bahwa orang yang datang lebih dahulu akan memperoleh pelayanan lebih dahulu. Artinya, yang belakangan datang tidak boleh menyerobot dan mendahului yang didepannya.
Jenis Antrian
1) Jalur Tunggal, satu tahap pelayanan. Pelayanan hanya dilakukan satu kali tahapan dan hanya dilayani satu orang petugas
2) Jalur Tunggal, beberapa tahap pelayanan. Tahapan pelayanan di perpustakaan misalnya: pemustaka menulis buku apa yang akan di pinjam pada sebuah kertas, kemudian antri untuk diserahkan pada pustakawan setelah itu antri untuk memberi stampel.
3) Jalur ganda, satu tahap pelayanan. Terdapat beberapa pustakwan yang melayani pemustaka lebih dari satu.
4) Jalur ganda, beberapa tahap pelayanan bertahap ganda. Bentuk antrian yang mempunyai beberapa fasilitas pelayanan, namun masing-masing mempunyai beberapa tahap pelayanan ganda.
2. Persoalan Inventori
Mengenai masalah penyediaan buku/ non buku (koleksi pustaka) dalam jumlah dan waktu yang tepat sesuai dengan permintaan. Perpustakaan biasanya sering mengalami kendala dalam proses pengelolaan inventarisasi, katalogisasi dan klasifikasi, penyampulan, dan penyebaran informasinya kepada pemustaka.
Fungsi riset operasi dalam masalah inventori di perpustakaan adalah mengatur strategi dalam jangka waktu berapa lama untuk menyelesaikan sejumlah buku. Strateginya harus memakai beberapa tenaga untuk menyelesaikan kegiatan tersebut sehingga waktu yang telah ditentukan untuk menyelesaikannya sesuai rencana.
3. Persoalan Network Planning atau PERT
PERT merupakan singkatan Program Evaluation and Review Technique. PERT merupakan metode untuk mempercepat waktu penyelesaian suatu proyek atau paling tidak selesai tepat pada waktunya. Jadi merupakan metode untuk penjadwalan (scheduling) dan penganggaran (budgeting) berbagai sumber (resources), antara lain waktu, tenaga, dan biaya guna mencapai suatu pekerjaan (job), misalnya proyek dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan dengan jadwal.
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas. Sebuah perpustakaan sering mengalami kendala dalam penyelesaian suatu proyek selesai tepat pada waktunya.
Anggaran adalah hal yang sensitive dalam suatu proyek. Perpustakaan harus bisa mengatur strategi dengan uang yang di miliki harus mendapatkan berapa jumlah koleksi, dengan cara apa untuk membeli agar bisa mendapatakan koleksi sebanyak-banyaknya dengan budget yang tidak terlalu besar namun berkualitas dan sesuai permintaan pengguna atau setidaknya sesuai dengan jenis perpustakaan.
Untuk penyelesaian proyek tepat dengan waktu yang telah ditentukan membutuhakan berapa tenaga untuk melakukannya. Pembagian tugasnya juga harus ditentukan sesuai keahlian masing-masing tenaga supaya pekerjaan lebih cepat diselesaikan.
Walaupun tidak ada pedoman yang sama berlaku untuk setiap persoalan. Namun pada umumnya tahapan-tahapan dalam penerapan RO untuk memecahkan persoalan adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan atau menganalisis persoalan sehinnga jelas tujuan yang akan dicapai (objectives)
2. Pembentukan model matematika untuk mencerminkan persoalan-persoalan yang akan dipecahkan. Biasanya model dinyatakan dalam bentuk persamaan yang menggambarkan hubungan antara input atau output serta tujuan yang akan dicapai dalam bentuk fungsi objektif (objective function).
3. Mencari pemecahan dari model yang telah dibuat dalam tahap sebelumny, misalnya dengan menggunakan metode simpleks.
4. Menguji model dan hasil pencarian dari penggunaan model. Sering juga disebut melakukan validasi. Harus ada mekanisme untuk mengontrol pemecahan, misalnya dengan menggunakan criteria tertentu.
5. Implementasi hsil pemecahan.
Dengan 5 (lima) model diatas, penulis akan mencoba menggambarkan skema pelayanan yang dapat dijadikan sebagai acuan dilembaga perpustakaan :


Contoh skemanya sebagai berikut ;


Skema system antrian
Asumsi yang sering dipergunakan ialah bahwa kedatangan mengikuti proses poisson artinya banyaknya langganan yang dating untuk memperoleh pelayanan samapi pada waktu tertentu mengikutu distribusu poisson.
Disiplin pelayanan merupakan urutan dimana anggota dalam layanan . Mekanisme pelayanan terdirio dari satu atau lebih fasilitas spelayanan. Masing-masing fasilitas mempunyai satu atau lebih saluran pelayanan yang disebur server.
Kesimpulan
Operations research merupakan peralatan managemen yang menyatukan ilmu pengetahuan, matematika, dan logika dalam kerangka pemecahan masalah yang dihadapi sehari-hari, sehingga permasalahan tersebut bisa diselesaikan secara optimal ”







Daftar Pustaka
Prawira sentano, suyadi. Riset Operasi dan Ekonofisika, Jakarta Bumi Aksara.
Supranto, 1998 Riset Operasi : Untuk pengembalian Keputusan, Jakarta : Bumi Universitas Indonesia
Hiller, Frederick S. 1990 Pengantar riset operasi , Jakarta Erlangga.

MEMBUAT MANUAL WAMP SERVER

Nama : SIGIT ROOSDY S
Nim : 08140038
Kelas : H

MEMBUAT MANUAL WAMP SERVER

A. Pengertian Server
Server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Server didukung dengan prosesor yang bersifat scalable dan RAM yang besar, juga dilengkapi dengan sistem operasi khusus, yang disebut sebagai sistem operasi jaringan atau network operating system. Server juga menjalankan perangkat lunak administratif yang mengontrol akses terhadap jaringan dan sumber daya yang terdapat di dalamnya, seperti halnya berkas atau alat pencetak (printer), dan memberikan akses kepada workstation anggota jaringan.
Server itu sendiri mempunyai tugas yaitu :
1. Sebagai penyimpan utama ( storage system )
2. Pengatur lalu lintas data, yaitu akan membedakan antar user dengan end user. ( user : pemakai system , end user : pemakai di luar system, seperti OPAC ), dan membedakan kewenangan user.
Server ini biasanya selalu terhubung dengan client dengan menggunakan kabel UTP dan sebuah NETWORK CARD. Kartu jaringan ini biasanya menggunakan PCI / ISA.
B. Jenis Server
Dilihat dari fungsinya, server bisa di kategorikan dalam beberapa jenis, seperti: server aplikasi (application server), server data (data server) maupun server proxy (proxy server).
Server aplikasi adalah server yang digunakan untuk menyimpan berbagai macam aplikasi yang dapat diakses oleh client,
Samba (server message block) adalah protokol file sharing dan printer sharing untuk menyaingi protokol yang telah ada yakni Novell’s IPX-based. SMB ini merupakan protokol file sharing dan printer sharing pertama yang dapat berjalan pada multi protokol: TCP/IP, NetBEUI, IPX/SPX. Dengan kata lain SMB server dapat menggantikan posisi Novell server tanpa harus merubah infrastruktur dari jaringan.
Server data sendiri digunakan untuk menyimpan data baik yang digunakan client secara langsung maupun data yang diproses oleh server aplikasi.
Server proxy berfungsi untuk mengatur lalu lintas di jaringan melalui pengaturan proxy. Orang awam lebih mengenal proxy server untuk mengkoneksikan komputer client ke Internet.
FTP Server Salah satu yang tertua dari layanan Internet, File Transfer Protocol memungkinkan untuk memindahkan satu atau lebih file aman antara komputer dengan menyediakan keamanan dan organisasi berkas serta transfer kontrol.
Groupware Server Sebuah server groupware perangkat lunak yang dirancang untuk memungkinkan pengguna untuk berkolaborasi, terlepas dari lokasi, melalui Internet atau Intranet perusahaan dan untuk bekerja bersama dalam suasana virtual.
IRC ServerPilihan bagi mereka yang mencari kemampuan real-time, Internet Relay Chat terdiri dari berbagai jaringan terpisah (atau "nets") dari server yang memungkinkan pengguna untuk menghubungkan satu sama lain melalui jaringan IRC.
List Servers Daftar server menawarkan cara untuk lebih baik mengelola milis, apakah mereka diskusi interaktif terbuka untuk umum atau satu arah daftar yang memberikan pengumuman, buletin, atau iklan.
Mail Server Hampir sama di mana-mana dan penting sebagai web server, mail server mail memindahkan dan menyimpan lebih dari jaringan perusahaan melalui LAN dan WAN dan di Internet.
Sebebenarnya masih banyak lagi jenis server yang tidak dapt disebutkan.

C. Software Server

Software server atau web server yang sering kita jumpai diantaranya adalah Wamp. Xampp. Lamp, PHP Triad.
Wamp adalah software server yang biasa diguanakan atau diaplikasikan dalam OS Windows, artinya software ini hanya berlaku dan cocok pada windows saja dan tidak running pada lynux.
Xampp dan Lamp itu justru lebih bisa di keduanya yakni bisa running pada windows maupun lynux.
Untuk PHP triad ini juga runningnya pada windows.
D. Installasi Wamp
Untuk melakukan installasi wamp dapat kita lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Buka explorer lalu double click file WAMP.exe ; lalu akan muncul setup wamp-nya
2. Pilih next
3. Kemudian akan muncul kotak dialog, pilih I accep the agreement
4. Selanjutnya Pilih next
5. Kemudian akan muncul kotak dialog, untuk menentukan ke folder mana ia akan di simpan..setelah itu klik next
6. Tunggu beberapa saat, hingga kemudian muncul kotak dialog untuk menentukan nama shortcut di start menu yang dia pakai dengan default Wamp Server, lalu pilih next
7. Muncul pilihan untuk otomatis memulai WAMP ketika komputer dihidupkan. Pilih tanda √ untuk memilih. Lanjutkan dengan mengklik tombol Next
8. Setelah itu klik install…………. Dan proses install pun dimulai…
9. Masukan nama folder tempat menyimpan nama website. Default nama foldernya adalah www, Lalu klik ok
10. Masukan nama server yang diapakai. Jika server yang dipakai ada dikomputer yang dipakai biarkan default (localhost) yang dipakai
11. Masukan alamat email yang akan dikirimkan berita dari PHP (boleh dibiarkan/default)
12. Jika browser ada yang aktif maka muncul pertanyaan “firefox has been detected on your computer. Would you like to use it as default browser with wamp?”. Maka langkah selanjutnya matikan browser anda ( matikan koneksi internet )
Pilih Launch WAMP now untuk langsung mulai menjalankan service yang ada di WAMP, lalu tekan tombol Finish
E. Konfigurasi wamp server
Apabila dalam symbol wamp ( sys try icon ) yang berada di taskbar bawah masih berwarna merah maka aplikasi wamp belum bisa di jalankan tetapi bila sudah berwarna kuning itu berarti aplikasi wamp bisa di jalankan alias hidup.
1. Off line
Apabila wamp dalam status online, maka yang muncul adalah symbol wamp itu jika di klik akan muncul tulisan PUT OFF LINE di bagian paling bawah. Jika klik PUT OFF LINE maka hanya kita pakai ( computer utama ) yang dapat melakukan olah data, melihat isi semua yang berada pada aplikasi wamp server ini.
2. On line
Bila kita sudah membuka wamp dan jika kita klik symbol wamp di taskbar yang berada di bawah maka akan muncul tulisan PUT ON LINE. Jika kita meng klik itu maka aplikasi wamp ini akan dapat di akses oleh computer lain yang sama – sama menggunakan wamp dan terhubung ke computer kita ( semacam melakukan system LAN ) . sehingga dengan begitu pihak atau orang lain dapat mengakses data koleksi yang dimiliki walaupun itu terbatas.tetapi akses itu dengan memasukkan alamat IP yang sama dengan computer utama.

3. Host
Host adalah cakupan atau luasnya suatu jaringan. Host itu sendiri terbagi menjadi 2 yaitu :
A. Local Host
Suatu jaringan hanya untuk wilayah local saj ini di sebut dengan nama LOCAL AREA NETWORK ( LAN ) . sehingga hanya mampu melakukan hubungan antar computer yang ada dalam jariangan tersebut.dan tidak dapat berhubungan antar dunia karena local host ini bukan internet. Ini bias any menggunakan default IP address yaitu 127.0.0.1 atau pada saat kita masukkan IP itu dalam browser maka akan muncul server itu dalam bentuk software server, seperti jika kita menggunakan wamp,maka akan muncul adalah page wamp tersebut.
B. Name Alias Local Host
Pemberian nama yang spesifik untuk satu nama computer tententu dalam suatu jaringan. Karena namanya yang unik maka tidak boleh ada dua atau lebih nama yang sama. Jika terjadi persamaan nama yang sama maka computer akan memberitahukan bahwa terjadi duplikasi nama yang sama. Tetapi jika computer tidak terkoneksi ke dalam suatu jaringan, pemberian nama yang sama tidka akan terjadi masalah. Seperti contoh dalam melakukan input ke dalam data koleksi perpustakaan yang menggunakan senayan.
F. Penutup
Pada setiap system jaringan yang terhubung dengan jaringan lainnya itu pasti akan membutuhkan yang namanya server sebagai pokok penerima dan pengirim pesan yang di sampaikan kepada user. Server sendiri mempunyai banyak jenis ada yang menggunakan open source maupun yang komersial source. Diantaranya ada server windows 2003, windows 2000, sun solaris dan unix.Dll.
Pada kenyataannya server selalu berhubungan dengan klien sehingga sering kita sebut hubungan itu dengan istilah server – client.
Semoga apa yang telah di paparkan di atas dapat menjadi bermanfaat bagi para pembaca. Dan penulis pun masih merasa banyak kekurangan akan informasi yang telah di berikan karena terbatasnya pengetahuan dan sumber yang dimiliki,penulis akan merasa senang akan saran dan kritiknya. Terima kasih.

Terbitan Berseri

Terbitan berseri atau disebut juga dengan terbitan berkala adalah salah satu jenis koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan perguruan tinggi. Pengertian dari terbitan berseri atau terbitan berkala :
 Terbitan yang keluar dalam bagian secara berturut-turut dengan menggunakan nomor urut dan/atau secara kronologi, serta dimaksudkan untuk terbitan dalam waktu yang ditentukan. (Sulistyo-Basuki, 1991).
 Berdasarkan kata ”periodicals” yang diartikan sebagai majalah, terbitan berkala, berisi banyak artikel yang ditulis beberapa orang, diterbitkan oleh lembaga, instansi, yayasan, maupun perkumpulan yang membentuk susunan redaksi sebagai penanggungjawab penerbitan ini dan terbit dalam frekuensi tertentu seperti mingguan, bulanan, dwibulanan, triwulan, maupun semesteran. (Lasa HS, 1990).
 Whifin (1983) mendefinisikan terbitan berseri sebagai berikut : A publication in print or in non print, issued in successive parts,usually having numerical or chronological designations,and intended to be continued indefinitely. Serials include periodicals,newspaper,annuals(yearbook,report,directories,etc),journals,memoirs,proceeding transactions etc,of societies and monograpic series.
Ciri atau karakteristik yang dimiliki terbitan berseri yang membedakan dengan publikasi atau koleksi perpustakaan yang lainnya adalah:
1. Dalam satu kali terbit memuat beberapa tulisan yang ditulis oleh beberapa orang dengan topik dan gaya bahasa yang berbeda.
2. Artikel atau tulisan pada umumnya tidak terlalu panjang sebagaimana pada buku teks.
3. Menyampaikan berita, peristiwa, penemuan dan ide baru atau sesuatu yang dianggap menarik perhatian masyarakat pada umumnya.
4. Dikelola oleh sekelompok orang, yang kemudian membentuk perkumpulan, organisasi maupun susunan redaksi.
5. Merupakan bentuk arsip ilmiah yang diketahui oleh masyarakat umum.
6. Terbit terus menerus dengan memiliki kala, waktu, frekuensi terbit tertentu.
(Lasa HS, 1994)


Ciri-ciri dari terbitan berseri yang lainnya adalah:
1. Memiliki judul seri, yang selalu sama pada setiap nomor penerbitan.
2. Publikasi yang diterbitkan secara berturut-turut, bernomor, bervolume, umumnya berjangka waktu terbit (frekuensi) tertentu.
3. Isinya terdiri dari artikel-artikel, ada pula yang berartikel tunggal.
4. Terdapat halaman editor/ redaksi.
5. Daftar isi merupakan daftar artikel yang dimuat.

Jenis-Jenis Koleksi Terbitan Berseri
Terdapat berbagai jenis terbitan berseri, yang antara lain adalah:
& Surat Kabar, Harian, Koran. Merupakan terbitan yang berupa lembaran-lembaran yang diterbitkan setiap hari, berisi berita, pengumuman, laporan, pemikiran yang actual, atau hal-hal yang perlu diketahui masyarakat secara cepat.
& Majalah. Dibedakan menjadi berbagai macam jenis seperti ilmiah, populer, ilmiah populer, teknis, dan sekunder.
& Jurnal. Merupakan terbitan dalam bidang tertentu khususnya ilmiah yang diterbitkan oleh lembaga/badan/instansi/organisasi yang ingin mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya.
& Terbitan Berseri. Merupakan suatu terbitan yang diterbitkan secara berseri yang dinyatakan dengan angka atau huruf. Bentuk terbitan ini dapat berupa buku, majalah atau prosiding.
& Buletin. Biasanya diterbitkan lembaga/badan tertentu untuk memberikan informasi kepada khalayak mengenai kegiatan/program atau pemikiran dari lembaga tersebut.
& Pamflet. Biasanya diterbitkan secara insidental dalam satu lembaran informasi yang berisi pemberitahuan, pengumuman, maupun berita.
& Ringkasan, Sari Karangan, Abstrak. Merupakan inti dari sebuah artikel atau tulisan atau hasil penelitian yang biasanya dikumpulkan dan disusun secara sistematis berdasarkan bidang tertentu.
& Laporan Tahunan dan Laporan Bersejarah. Diterbitkan tahunan yang biasanya berisi tentang perjalanan sebuah instituís/badan atau catatan peristiwa yang terjadi dalam satu tahun, dan biasanya terbatas dalam bidang tertentu.
& Leaflet. Merupakan terbitan yang berisi informasi tertentu dan biasanyaberupa lembaran yang dilipat menjadi dua atau tiga lipatan.
& Brosur. Merupakan terbitan atau karya cetak pendek yang diterbitkan dalam beberapa halaman saja sesuai dengan kebutuhan.
& Warta Singkat. Terbitan suatu instansi, lembaga pada waktu tertentu berisi berita maupun laboran kegiatan secara ringkas. Biasanya diterbitkan hanya dalam beberapa halaman saja.

Sekilas Sejarah Majalah
Meskipun pada masa Cina kuno pernah diterbitkan sesuatu yang menyerupai majalah, majalah yang kita kenal saat ini baru ada setelah ditemukannya mesin cetak di Barat. Mula-mula mesin cetak digunakan untuk membuat pamflet, selebaran, buku cerita, dan kalender. Kemudian secara bertahap mesin cetak digunakan untuk mencetak terbitan reguler dengan mengumpulkan berbagai macam bahan yang ditujukan untuk menyuarakan kepentingan masing-masing. Majalah yang paling awal adalah Erbauliche Monaths – Unterredungen (1663 – 1668) diterbitkan oelh Johann Rist, seorang teolog dan penyair dari Hamburg, Jerman.
Dalam bentuk jurnal pendidikan, ringkasan buku-buku baru yang terkenal mulai disampaikan, namun tidak menyangkut buku-buku tentang kesusastraan. Bentukan iklan buku dikenalkan sejak tahun 1650, berupa feature yang muncul secara reguler dan kadang diberi ulasan. Katalog-katalog reguler terbit, seperti Mercurius Librarius atau A Catalogue of Books (1668-1670). Tetapi, selama abad 17 terbitan semacam itu rata-rata berumur pendek.
Jenis majalah yang lebih ringan isinya, atau berkala hiburan, pertama kali terbit pada 1672, yaitu Le Mercure Galant, didirikan oleh seorang penulis, Jean Donneau de Vice. Isinya: kisah-kisah kehidupan, anekdot, dan mutiara hikmah.
Di Inggris, perkembangan majalah ditandai dengan keadaan masyarakat yang kemampuan melek hurufnya telah meningkat ditambah menggejalanya kesadaran masyarakat akan hal-hal baru. Majalah memberi kebutuhan akan hal itu dan menapakkan kemapanan oleh karenanya. Yang lebih khusus lagi, di Inggris, kemapanan penerbitan majalah dipengaruhi oleh tiga essay periodicals, yang ditulis: Daniel Defoe’s the Reviews (1704 -1713); Sir Richard Steele’s the Tatler (1709 – 1711), dan Joseph Addison’s the Spectator (1711 – 1712).
Di awal terbitannya, berbagai majalah didesain hanya untuk kalangan terbatas. Penerbitnya lebih suka disebut pengelola”quality” magazines. Sejak 1830-an, bermunculan majalah-majalah berharga murah, yang ditujukan kepada publik yang lebih luas.
Awalnya berbagai majalah ini menyajikan mater-materi yang bersifat meningkatkan, mencerahkan, dan menghibur keluarga. Tapi, pada akhir abad 18 berkembang majalah-majalah populer yang semata-mata menyajikan hiburan. Di Inggris, Charles Knight menjadi pelopor majalah jenis baru ini. Ia menerbitkan mingguan Penny Magazine (1832 – 1846) dan Penny Cyclopedia (1833 – 1858).
Di samping majalah populer, muncul pula berbagai penerbitan majalah serially yang dipenuhi dengan gambar-gambar ilustrasi. Di AS, sampai tahun 1850, perkembangan itu tidak ditemukan. Yang tercatat mengmbangkan penerbitan berskala nasional jangkauan oplahnya yaitu Saturday Evening Post (1821 – 1869) dan Youth Companion (1827 – 1929).
Pada seperempat akhir abad 19, penerbitan majalah mengalami peningkatan pasar. Masyarakat mendapat limpahan informasi dan hiburan. George Newness menyalurkan hobinya yang berawal dari kesukaannya menggunting paragraf-paragraf, pada 1881, dengan menerbitkan Tit-Bits yang terbit secara periodik, dan menyebar secara meluasmelintasi batas negara. Hal tersebut diikuti oleh the Strand yang menjadi populer karena kisah-kisah Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle.
Di AS, booming penerbitan majalah terjadi setelah ekspansi besar-besaran pasca-perang sipil, juga berkat meningkatnya kecepatan pengiriman majalah lewat pos (1879). Dengan tujuan meningkatkan sirkulasi, munculah majalah-majalah yang mematok harga tinggi. Akhirnya terjadi kesenjangan antara majalah mahal dengan majalah murah.
Peningkatan sirkulasi ini membawa efek awal tertentu bagi penerbitan majalah, yakni iklan. Hal tersebut menekan biaya produksi. Praktik ini kemudian menjadi pola umum bagi dunia penerbitan selanjutnya. Teknologi pun berperan dalam meningkatkan biaya produksi.
Iklan, pada awalnya ditentang berbagai majalah. Di Inggris, ketika pajak iklan diturunkan, pada 1853, berbagai pengelola majalah di antaranya memasang argumen “tugas dari suatu jurnal yang mandiri adalah melindungi sejauh mungkin untuk mudah percaya, meyakini, dan tak waspada pada kepintaran tersembunyi pemasang iklan.”
Di Amerika, hal yang sama terjadi. Harper’s misalnya, memasang aturan ketat untuk para pengiklan sampai tahun 1880-an. Reader’s Digest, dengan sirkulasi raksasanya baru mengizinkan iklan masuk pada 1955.
Akan tetapi, saat ini, iklan sudah menjadi tenaga industri media. Penerbitan majalah, sebagian besarnya, termasuk medium yang didorong oleh iklan.
Perkembangan kehidupan yang memola waktu masyarakat semakin cepat serta teknologi cetak abad 20 yang telah mengirimkan limpahan informasi telah mendorong tumbuhnya penerbitan majalah yang ringkas, padat, dan pendek sajiannya. Yang pertama melihat hal itu adalah majalah berita Amerika Time yang diterbitkan pada 1923 oleh Briton Hadden dan Henry Luce.
Time sebenarnya merupakan pekerjaan Pathfinder (1894 – 1954), yang secara mingguan menulis ulang berbagai berita untuk penduduk pedesaan. Ia menjiplak model majalah Digests dan majalah saku. Tetapi, Time adalah yang pertama menyajikan secara ringkas dan sistematis segala berita di seluruh dunia.
Pada 1928, Time menanjak secara pasti disebabkan gaya pemberitaan yang mampu menampilkan kritik berdasar dua nilai demokratis: menolak otoritas dan memuja kesuksesan. Sajian beritanya dikemas dalam kalimat-kalimat ringkas, teliti, dan akurat, serta referensial. Pada 1930, Time membangun organisasi pemberitaan tersendiri untuk memperkuat ketersediaan informasinya.
Mengikuti langkah Time, Business Week (berdiri pada 1929), United State News (1933), dan Newsweek (1933) muncul. Selain majalah berita, ada pula majalah berjenis majalah saku, majalah khusus, majalah ilmiah, majalah kebudayaan, majalah kesusastraan.
Sejak awal, majalah telah berupaya mengembangkan kekhususan dalam isi yang dikandungnya. Hal ini akhirnya berpengaruh kepada bagaimana tampilan majalah itu sendiri. Majalah berita berusaha memberikan kesan serius dalam tampilannya. Alhasil, majalah berita-pun terlihat tegas. Berbeda dengan majalah kesusastraan yang berusaha menampilkan keindahan khas sastrawan. Dan tentu saja berbeda dengan majalah pria dengan tampilannya yang penuh kesenangan ala pria.
Majalah pun menjadi sesuatu yang eksklusif dan dikhususkan bagi komunitas tertentu. Mahalnya harga majalah membuat tak semua orang dapat mengakses majalah. Hanya orang-orang tertentu yang bisa menikmati majalah. Ibarat hotel bintang lima yang dibayar mahal oleh penginap, majalah memberikan fasilitas yang memadai bagi pembacanya. Lihat saja bagaimana kualitas kertas dan layout dari sebuah majalah.
Selain itu, majalah pun kerap memberikan interpretasinya terhadap suatu peristiwa. Hal ini tentu saja memberikan nilai plus dan kemudahan bagi pembaca. Pembaca mendapatkan sudut pandang baru. Meskipun berbau kepentingan tertentu, pembaca menjadi lebih kaya akan sudut pandang terhadap sebuah peristiwa daripada pembaca koran yang mesti susah payah menginterpretasikan sebuah peristiwa. Satu hal yang perlu diingat, pembaca harus tetap kritis terhadap apa yang diberitakan dalam sebuah majalah.
Terlepas dari hal tersebut, melalui tampilannya, majalah berusaha memberikan hiburan sekaligus informasi untuk memenuhi rasa lapar masyarakat akan informasi
.


Daftar Pustaka
Lasa HS. 1994. Pengelolaan Terbitan Berkala. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Whifin , Jean. 1983 Union Catalog of serials . Serials Librarians, 8(1);99
http://tedoun.multiply.com/ diakses pada tgl 11/ 02/2010 jam 15.15

Panduan penelusuran rujukan islam

KATA PENGANTAR
Pada kesempatan ini penyusun menghaturkan puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penyusun dalam mengarungi proses pembelajaran akademik.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kapada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan buku kerja ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Djazim Rohmadi selaku dosen pengampu mata kuliah Sumber Rujukan Islam.
Diharapkan semoga panduan penelusuran ini Mahasiswa dapat mengetahui serta memahami berbagai jenis sumber rujukan Islam secara mendalam serta evaluasi masing-masing sumber dan bahan rujukan dan mengelolah sarana sumber rujukan umum sebagai alat temu kembali informasi yang berlaku serta mengaplikasian dalam praktek pengguna sumber rujukan Islam
Penyusun menyadari bahwa hasil penyusunan panduan penelusuran ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan yang ada pada diri penyusun dan atas saran serta perhatiannya penyusun mengucapkan terima kasih.

Penyusun


B. PENGERTIAN SUMBER RUJUKAN ISLAM1
Sumber rujukan islam adalah sebagaimana halnya sumber rujukan umum yang dpat dijadikan sumber atau rujukan dalam mencari jawaban suatu pernyataan atau informasi yang ditelusur dan nuansa subjeknya lebih kepada informasi keislaman. Bahan seperti ini sering diperlukan oleh pengguna perpustakaan yang ingin mendapatlan informasi mengenahi suatu hal (missal, penelusuran kelengkapan matan atau redaksi suatu hadist maupun ayat alquran ) oleh pengguna yang hanya mengenahi sepenggal (sepotong) ayat maupun hadist tersebut. Dalam hal menjawab peryanyaan pengguna ini, pustakawan diharuskan mengetahui teknik dan metode menjawabserta menelusur jawaban yang diperlukan pengguna tersebut, termasuk membimbing dan menggunakan sumber – sumber yang terkait dengan aspek – aspek informasi islam sebagaimana contoh diatas.
Selanjutnya kata sumber rujukan islam adalah mengacu pada suatu bahan atau dokumen yang umumnya berbentuk buku. Dalam hal ini adalah buku yang dikoleksi oleh suatu perpustakaan atau unit informasi. Sedangkan rujukan dapat diartikan sebagai acuan, yang menurut kamus umum bahasa Indonesia susunan poerwadarrminta berarti menunjuk kepada. Sedangkan islam disini dimaksudkan adalah terkait kepada bahan – bahan maupun buku – buku rujukan sebaimana pada bahan rujukan umum. Oleh karena itu sumber rujukan islam disini dimaksudkan adalah bahan rujukan atau koleksi dokumen koleksi perpustakaan (UIN Sunan Kalijaga) yang dapat dijadikan rujukan atau acuan mengenahi hal – hal lain yang perlu diperhatikan pula dalam memanfaatkan sumber rujukan adalah dua istilah tentang dokumen dan koleksi. Dokumen adalah semua bahan pustaka diperpustakaan baik tercetak maupun tidak tercetak, yang berupa karangan atau naskah yang dimanfaatkan (dibaca) oleh pengguna perpustakaan. Sedangkan koleksi adalah seluruh dokumen yang berada pada suatu perpustakaan dan yang akan digunakan oleh pengguna perpustakaan. Dengan demikian seluruh buku – buku yang dideretkan di rak atau dalam almari pada perpustakaan merupakan merupakan salah satu bentuk dokumen. sedangkan kumpulan semua buku atau bentuk tertulis lainnya yang dimiliki perpustakaan merupakan koleksi.
C. JENIS DAN FUNGSI BAHAN RUJUKAN
Sebagaimana dikatakan sebelumnya bahwa sumber rujukan islam sebagaimana pada rujukan umum berisi tentang fakta – fakta dalam buku rujukan yang dikumpulkan dari berbagai sumber dengan susunan khusus sehingga dapat dipergunakan dengan mudah dan cepat dan dikelompokkan menjadi dua kelompok :
1.Jenis bahan rujukan yang memberikan informasi langsung
2.Jenis bahan rujukan yang memberikan petunjuk pada suatu sumber informasi.
Adapun jenis yang memberikan informasi langsung misalnya kamus, direktori, ensiklopedi dsb. Jika seseorang akan mengetahui arti suatu kata, maka akan segera membuka kamus, dan jika kamus tersebut berbahasa arab disayogyakarnya pengguna untuk mengetahui terlebih dahulu kata dasar dari kata bahasa arab tersebut yang mau ditelusur. Misalnya arti kata bahasa arab
المكتبه maka bagi pengguna agar terlebih dahulu mengetahui kata dasarnya dari kata tersebut yakni كتب kata tersebut dapat dicari secara alfabetis dalam kamus bahasa arab dari huruf ك pada kata – kata كتب , begitu pula kata yang lain yang akan ditelusur.
Sedangkan bahan rujukan kedua yaitu memberikan petunjuk kepada sumber informasi meliputi : catalog , bibliografi , indeks, dan abstrak. Misalnya menelusur dan mencari klengkapan matan suatu hadist yang hanya diketahui sepenggal dari matan hadist tersebut. Bagi pengguna disayogyakan menelusurnya pada indeks hadist (محجم ا لفهر ا س لا لفا ظ ا لحد يث ا لنبو ي) yang tidak cukup berhenti pada rujukan tersebut, melainkan harus merujuk kepada apa yang ditunjuk oleh sumber rujukan tersebut missal pada shohih atau yang lainnya. Atau dengan kata lain bahwa penelusuran yang pertama, pengguna belum dapat menemukan informasi pda buku (sumber rujukan) yang menunjukan tentang keberadaan bunyi matan hadist secara lengkap yang dicari lebih lanjut. Oleh karena itu bagi pengguna masih harus menelusur lagi pada sumber rujukan yang ditunjuk itu yakni, misal pada buku shohih bukhori atau shohih muslim dan yang lainnya. Dan klengkapan matan hadist tersebut secara lengkap akan dapat dikemukan pada yang ditunjukan itu.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, sumber rujukan adalah buku rujukan yang digunakan untuk suatu terbitan khusus, yang disusun menurut cara tertentu, dan memuat keterangan dasar mengenai suatu masalah. Buku rujukan digunakan sebagai sumber informasi tertentu.
Pada umumnya buku rujukan tidak dirancang untuk dibaca secara keseluruhan, melainkan hanya untuk dibaca pada bagian – bagian tertentu yang diperlukan saja. Belum ada memang seseorang yang pernah membaca kamus dari halaman depan sampai halaman terakhir. Juka dibandingkan buku biasa seseorang pembaca akan mencoba menangkap pengertian maupun penjelasan isi buku tersebut, dan perlu membaca satu atau dua bab dari buku itu akan bahkan membaca keseluruhan isinya.
Adapun ciri – ciri buku rujukan dapat dilihat dari susunannya, ada yang disusun menurut abjad, ada yang secara kronologis (yaitu suatu cara penelusur menurut waktu kejadiannya, dan ada pula yang disusun menurut sistematika subyeknya.i
D. MANFAAT SUMBER RUJUKAN
Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari menggunakan bahan yaitu
1.Dapat memberikan keterangan atau penjelasan langsung dan mendasar tentang suatu hal yang ingin diketahui, jadi untuk menghilangkan keraguan pengetian mengenai masalah tertentu.
2.Dapat perbendaraan kata yang dimiliki bertambah, bukan hanya mengetahui suatu kata atau istilah, pengunaannya, pengucapannya, sejarah, padanan kata, lawan kata dan sebagainnya.
3.Dapat mengetahui seluk – beluk serta keadaan suatu Negara atau tempat – tempat lain di dunia ini bahkan mengenai tempat yang belum pernah kita kunjungi.
4.Dapat mengetahui riwayathidup tokoh – tokoh terkemuka dan terkenal di dunia, termasuk karya – karya, penghargaan yang mereka dapatkan dan pengalaman mereka.
5.Dapat digunakan sebagi bahan penunjang dalam penelitian yang sedang dilakukan.
6.Dapat meningkatkan keterampilan dalam kemampuan menggunakan bahan rujukan sebagai sumber informasi dasar.
7.Bagi pustakawan bahan rujukan merupakan sarana penting dalam membantu penguna juka mereka memerlukan informasi.ii
E. SUMBER – SUMBER RUJUKAN ISLAM DI PERPUSTAKAAN UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Sumber – sumber rujukan yang disediakan oleh perpustakaan UIN sunan kalijaga Yogyakarta telah disusun sedemikian rupa sehingga hanya diperlukan atau dipergunakan untuk penelusuran informasi tertentu, tanpa harus membaca secara keseluruhan isi buku. Buku – buku pada pelayanan referensi biasanya tidak dinjam untuk dibawa pulang, tetapi hanya untuk dibaca di perpustakaan atau difoto copy. Selanjutnya buku – buku sumber rujukan yang disajikan adalah sebagimana pada pelayanan referensi pada umunya dibagi menjadi dua jenis, yaituiii :
1.Buku petunjuk / penmgarah (directory type) atau bahan perantara. Buku – ini memuat keterangan tentang suatu dokumen asli yang isinya menujang informasi yang dibutuhkan pengguna jasa rujukan tetapi hany membantu menujunjukkan dimana informasi itu harus dicari. Misalnya pengguna/seseorang yang ingin mengetahui tentang matan atau redaksi hadis secara lengkap yang hanya diketahui sepenggal dari hadist tersebut. Dengan demikian sumber – sumer untuk menelusur dan menjawab pertanyaan tersebut dapat dipergunakan jenis – jenis literature sebagi berikut :
a)Bibliografi, yaitu refernsi yang berisi daftar – daftar buku yang disususn menurut judul, pengarang dan subyek atau topic tertentu. Misal Bibliografi islam.
b)Indeks, yaitu koleksi referensi yang berisi daftar karya tulis yang disusun secara sistematis, untuk menunjukan dimana bahan – bahan tersebut dapat ditemukan (misal, mu’jam al-fahrast li-al-faadz al-hadist an-nabawy (معجم ا لفهر ا س لا لفا ظ ا لحد يت ا لتبو ي) untuk menelusur matan hadist.
c)Abstrak, yaitu intisari dari suatu artikel, karangan , berita, atau suatu bahan.
2.Buku – buku sumber (source dokumen/ material)
Kamus
Ensiklopedi
Biografi
Geografi
Bibliografi
Indeks
Abstrak
Directory
Buku panduan/pegangan
Buku Statistik
Laporan penelitian
Jurnal








A.CARA PENGGUNAANNYA SUMBER RUJUKAN ISLAM

Dalam kajian kami ini yang akan kami bahas adalah cara penelusuran pada
Buku Mu’jam al- Mu’allifin dan kelengkapanya pada buku Brockelman dan buku Al-A’lam.

a)معجم ا لمو ا لفين ( Mu’jam al- Mu’allifin ) dan kelengkapanya di buku Brockelmann

Buku Mu’jam al- Mu’allifin Adalah Buku Rujukan (Indeks) Yng berisi tentang Tokoh – Tokoh Islam beserta hasil karyanya.







Gambar . Buku Mu’jam al- Mu’allifin/ Rujukan (Indeks)

Dalam buku ini, terdapat dua jenis ,yaitu Brockelmann Suplement dan General.

Cara penelusuranya adalah :
a.Brockelman g.I
pertama kali yang harus dilakukan adalah menelusur buku ini secara alfabetis, misal Yahya Ibn Mary () maka jika ) sudah ketemu maka akan diketemukan informasi tentang hasil karyanya dan sekaligus akan ditunjukkan untuk menelusur informasi lebih lanjut tentang tokoh tersebut pada indeks yang ditunjukkan pada buku tersebut adalah sebagai berikut :
















Gambar I.a . Letak tokoh dalam buku Mu’jam al- Mu’allifin

Jika penelusuran tokoh tersebut akan diteruskan, maka informasinya dapat ditemukan lebih lanjut pada indeks yang ditunjukkan pada Brockelman: g.I:278, itu dan penelusuran hendaknya dilakukan menelusur sesuia yang ditunjukkan pada indeks itu akan ditemukan informasinya sebagai berikut:









Katalaog Brockelman g.I











b.Brockelman s.I
Pada penelusuran buku Brockelman s.I ini, prosesnya hamper sama dengan cara penelusuran Brockelman g.I, yaitu : menelusur buku ini secara alfabetis, lalu menelusuri Nma tokoh yang akan kita ambil dan cari kelengkapanya.
Contoh : Penelusuran tokoh, jika nama tokoh telah ditemukan maka akan diketemukan informasi tentang hasil karyanya dan sekaligus akan ditunjukkan untuk menelusur informasi lebih lanjut tentang tokoh tersebut pada indeks yang ditunjukkan pada buku tersebut adalah sebagai berikut :








Gambar I.b . Letak tokoh dalam buku Mu’jam al- Mu’allifin
Jika penelusuran tokoh tersebut akan diteruskan, maka informasinya dapat ditemukan lebih lanjut pada indeks yang ditunjukkan pada Brockelman: s.II:86. itu dan penelusuran hendaknya dilakukan menelusur sesuia yang ditunjukkan pada indeks itu akan ditemukan informasinya sebagai berikut:




Katalaog Brockelman s.I






















Katalog pada perpustakaan tentang buku Mu’jam al- Mu’allifin












Call Number :

















b)معجم ا لمو ا لفين ( Mu’jam al- Mu’allifin ) dan kelengkapanya di buku Al-Zerekly Al-A’lam.

Penelusuran pada buku Mu’jam al- Mu’allifin, sebagaiman yang telah dimaparkan pada pembahasan diatas prosesnya sama dengan pada saat kita menelusuri tokoh pada buku Al-A’lam .
Buku Al-A’lam merupakan Biographical Dictionary atau kamus biographi yang didalamnya berisi tentang tokoh-tokoh beserta hasil karyanya ayang dideskripsikan beserta tahun pada masa hidup tokoh tersebut. Berikut cara penelusuranya :
Misalkan dalam buku Mu’jam al- Mu’allifin telah kita temukan nama tokoh , yang disertai dengan deskripsi kelengkapanya di buku Al-A’lam.















Gambar 1.a. Letak nama tokoh dalam buku Mu’jam al- Mu’allifin


Setelah itu, penelusuran selanjutnya dapat dilakukan pada buku Al-A’lam, berikut gambar letak tokoh dalam buku :



























Gambar .b1. Nama tokoh yang disertai dengan deskripsinya pada Buku Al-A’lam

Setelah nama tokoh telah ditemukan ,maka langkah selanjutnya adalah penulisan deskripsi tokoh tersebut sesuai dengan informasi yang ada didalamnya yang menjadi kebutuhan kita.


Catalog Buku Al-A’lam












Call Number :












KESIMPULAN

Penyusun menyadari bahwa hasil penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan yang ada pada diri penyusun dan atas saran serta perhatiannya penyusun mengucapkan terima kasih.Banyak koleksi referensi yang jarang difunsikan baik dalam penelusuran informasi maupun bimbingan kepada pengguna, bagaimana cara menentukan, mengunakan dan menemukan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan pengelola perpustakaan (pustakawan) maupun pengguna itu sendiri dalam mengenal jenis sumber rujukan, bahasa dan mekanisme penggunananya yang terkait dengan sumber rujukan yang ditunjuk. Oleh karena itu mengenal jenis – jenis sumber rujukan dan menentukan alamat – alamat pertanyaan yang harus ditelusur pada jenis sumber rujukan maupun menguasai bahasanya merupakan kunci utama dalam melakukan pemanfaatan dan penelusuran sumber rujukan islam.
DAFTAR PUSTAKA

Djazim Rohmadi, Memanfaatkan Sumber Rujukan Islam Di Perpustakaan UIN Sunan
Klijaga Yogyakarta. Fihris Volume 1nomor 2 (Juli- Desember 2006)
Khalalah, Umar Ridlo., 1957,Mu’jam Al-Muallifin Tarjim Mushannify Al-Kutub Li Al-
arobiyyah, Dar lhyak Al-Turath al-Araby. Damsyik…
ZIRIKLY, AL-A’lam Biografical Dictionary…

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme